TUGAS
DASAR PENGOPERASIAN PABRIK
“PENANGGULANGAN
TERJADINYA LEAK (KEBOCORAN) PADA PACKING GLAND DI SAFETY VALVE “
Nama : Aziz Rivaldi
Nasution
NIM :
14 01 006
Kelas : II Teknik Kimia A
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA
INDUSTRI
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I.
MEDAN
A. Pengenalan
Sebuah
safety valve (katup pengaman) adalah mekanisme katup untuk melepas suatu fluida
secara otomatis dari boiler, bejana tekanan, atau sistem lain ketika tekanan
atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan. Perangkat ini adalah
bagian dari satu sistem katup pengaman yang lebih besar yaitu katup pengaman
tekanan (PSV) atau katup pelepas tekanan (PRV). Bagian lain adalah relief
valves, safety relief valves, pilot-operated relief valves, low pressure safety
valves, and vacuum pressure safety valves. Katup pengaman pertama kali
digunakan pada ketel uap selama revolusi industri. Boiler generasi awal sangat
rentan terjadi ledakan karena tidak dilengkapi katup pengaman. Katup pengaman
vakum (atau gabungan katup pengaman tekanan / vakum) digunakan untuk mencegah
tangki agar tidak rusak saat pengosongan atau ketika air bilas dingin digunakan
setelah CIP panas atau SIP.
Katup
pengaman juga dikembangkan untuk melindungi peralatan seperti bejana tekanan
dan penukar panas. Ada dua jenis proteksi yang umum digunakan di industri yaitu
proteksi termal dan proteksi aliran. Katup relief termal (thermal relief
valves) umumnya dicirikan oleh ukuran katup relatif kecil yang diperlukan untuk
memberikan perlindungan dari tekanan yang berlebihan yang disebabkan oleh ekspansi
termal. Dalam kasus ini katup kecil ini memadai karena kebanyakan cairan hampir
mampat, sehingga sejumlah cairan yang relatif sedikit dibuang melalui katup
akan menghasilkan pengurangan substansial dalam tekanan. Perlindungan aliran
ditandai dengan katup pengaman yang jauh lebih besar daripada yang dipasang
dalam perlindungan termal dan umumnya untuk digunakan dalam situasi di mana
jumlah yang signifikan dari gas atau cairan volume tinggi harus segera dibuang
dalam rangka melindungi integritas dari vessel atau sistem perpipaan.
Perlindungan ini secara alternatif dapat dicapai dengan memasang sistem
proteksi integritas tekanan tinggi.
“Pressure
Relieving devices” atau biasa disebut “Katup Pengaman” atau istilah asingnya
“Safety Valve”. Safety valve ialah suatu peralatan yang didesign untuk
melindungi peralatan lain (Bejana Tekan, Boiler, Heat Exchanger, Piping,
Compressor, dll) dan personel.Dengan membuka secara otomatis pada tekanan
tertentu dan mencegah kerusakan akibat dari tekanan yang berlebihan dalam
sistem proses dan penyimpanan.
Seluruh
bejana tekan yang didesign berdasarkan ASME maupun SNI harus dilengkapi dengan
SV apapun jenisnya, asalkan sesuai dan menjadi tanggung jawab pemakai,
untuk memastikan SV tersebut telah terpasang dengan benar sebelum
peralatan tersebut dioperasikan.
1. Low Lift Safety Valve
Safety valve yang disknya naik secara
otomatis, oleh sebab itu actualdischarge area ditentukan dari posisi
disk.
2. Full Lift Safety Valve.
Safety valve yang disknya naik secara
otomatis, tetapi actualdischarge area tidak ditentukan oleh posisi disk, tetapi
ditentukanoleh flow yang melalui valve.
3. Full Bore Safety Valve.
Jenis safety valve yang areanya
diukur langsung pada body seat, saatvalve disk naik. Ini disebabkan tonjolan
pada bore.
Pressure
Safety Valve adalah anggota dari dari kelompok Pressure Relief Device..
Pressure Relief Devices merupakan peralatan mekanis yang berfungsi melindungi
sistem perpipaan dan peralatan pabrik dari tekanan berlebih (overpressure).
Pressure relief devices dirancang untuk membuka pada saat kondisi darurat atau
keadaan abnormal untuk mencegah meningkatnya tekanan fluida melebihi batas yang
ditetapkan. Peralatan ini juga dirancang untuk mencegah terjadinya kondisi
vakum yang berlebihan dalam suatu peralatan proses.
Tujuan
pemasangan Pressure relief devices tidak hanya untuk keamanan dan keselamatan
kerja namun juga untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan, mencegah
kehilangan bahan baku atau produk. Ada beberapa definisi penting yang dipakai
yang berkaitan dengan pressure relieve device yaitu sebagai berikut:
1. Relief
Valve atau Pressure Relief Valve (PRV)
Relief
Valve atau Pressure Relief Valve (PRV) adalah suatu alat otomatik pembuang
tekanan yang digerakan olah static pressure upstream dari valve dan yang
membuka proporsional terhadap kenaikan tekanan diatas tekanan bukaan. Relief
valve digunakan terutama pada fluida cair seperti air atau minyak. Kapasitas
Relief Valves biasanya pada 10 atau 25 persen dari nilai overpressure
tergantung pada aplikasinya.
2. Safety
Valve atau Pressure Safety Valve (PSV)
Safety
Valve atau Pressure Safety Valve (PSV) adalah suatu alat otomatik pembuang
tekanan yang digerakkan oleh static pressure upstream dari valve dengan ciri
membuka penuh atau poping. Safety valve digunakan terutama pada fluida gas atau
uap.
3. Safety
Relief Valve (SRV)
Safety
Relief Valve (SRV) adalah suatu alat otomatik pembuang tekanan yang cocok untuk
dipergunakan baik sebagai safety valve maupun sebagai relief valve tergantung
pada penggunaannya. Namun di kalangan industri banyak yang mencampuradukkan
istilah tersebut di atas dan hanya memakai istilah relief valve saja.
Terdapat banyak jenis relief valve
yang tersedia untuk memenuhi aplikasi di berbagai macam industri. Meskipun beberapa
standar baik nasional maupun internasional memberikan klasifikasi relief valve
yang berbeda-beda namun secara umum relief valve terbagi atas :
1. Spring-Loaded Pressure Relief Valves (relief valves dengan
spring/spiral tekan)
a. Non-Balanced
(Conventional) Pressure Relief Valve
b. Balanced
Pressure Relief Valve
2. Special Pressure
Relief Valve
a. Pilot-Operated Valve
b. Rupture Disk
B. Kegunaan
1. Kelebihan
a.
Sederhana.
b.
Banyak dipakai untuk "General Service".
c.
Murah, terutama untuk ukuran kecil dan material yang digunakan
standar (misalnya body material Carbon Steel dan trim dari bahan Stainless
Steel).
d.
Desain gagal aman, jadi kalau alat tidak bekerja maka proses
tetap aman.
e.
Tidak memerlukan energy dari luar untuk menggerakkan valve.
2. Kelemahan
a. Set pressure yang terbatas.
b. Kecenderungan mudah terjadi
kebocoran pada tekanan tinggi dan jika set pressure terlalu dekat dengan
operating pressure.
c. Mahal, jika digunakan material
tidak standar, terutama pada ukuran diameter yang besar.
d. Back Pressure yang bervariasi
atau berubah-ubah akan menimbulkan masalah.
e. Biaya pemeliharaan tinggi.
C. Keterpasangan
Alat
pengaman yang berupa safety valve memiliki keterpasangan peralatan proses di
pabrik Mini Plant PTKI Medan.
Daftar keterpasangan
katup di Setiap Unit
Nama Jalur
|
Jumlah (Buah)
|
||||||||
Konstruksi
|
|||||||||
Beroperasi dengan Bantuan Tenaga Manusia
|
Beroperasi Tidak dengan Bantuan
Tenaga Manusia
|
||||||||
Gate valve
|
Globe valve
|
Needle valve
|
Ball valve
|
Sub Total
|
Check valve
|
Control valve
|
Safety valve
|
Selenoid
valve
|
|
I. Unit Destilasi
|
|||||||||
Jalur Feed Lantai 1
|
3
|
2
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Jalur Feed Lantai 2
|
6
|
3
|
1
|
0
|
10
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Reflux Lantai 1
|
3
|
3
|
0
|
0
|
6
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Reflux Lantai 2
|
3
|
1
|
1
|
0
|
5
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Overhead
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Produk Atas
|
6
|
2
|
1
|
0
|
9
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Produk Bawah Berisolasi
|
3
|
2
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Produk Bawah Tak
Berisolasi
|
4
|
2
|
1
|
0
|
7
|
0
|
1
|
0
|
0
|
Penyimpanan Feed
Metanol
|
2
|
3
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Penyimpanan Feed Air
|
2
|
3
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
1
|
0
|
CW ke E-2
|
2
|
3
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
RCW dari E-2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
CW ke E-4
|
2
|
3
|
1
|
0
|
6
|
0
|
0
|
0
|
0
|
RCW dari E-4
|
0
|
3
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
1
|
0
|
LS ke E-1
|
2
|
2
|
0
|
0
|
4
|
0
|
1
|
0
|
0
|
SC dari E-1
|
2
|
3
|
0
|
1
|
6
|
0
|
0
|
0
|
1
|
LS ke E-3
|
1
|
2
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
SC dari E-3
|
2
|
3
|
0
|
0
|
5
|
0
|
0
|
0
|
0
|
LN ke Z-1 dan Z-2
|
1
|
1
|
1
|
0
|
3
|
1
|
0
|
0
|
0
|
II. Unit Kompresor Udara
Instrumen
|
|||||||||
CW ke C-1
CW ke E-5
|
0
0
|
1
1
|
0
0
|
0
0
|
1
1
|
0
0
|
0
0
|
0
0
|
0
0
|
RCW dari C-1
RCW dari E-5
|
0
0
|
2
3
|
0
0
|
0
0
|
2
3
|
0
0
|
0
0
|
0
1
|
0
0
|
IA dari C-2
|
0
|
3
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
III. Unit Menara Pendingin Air
|
|||||||||
CW dari Z-3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
RCW ke Z-3
|
1
|
2
|
0
|
0
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
LW ke Z-3
|
1
|
1
|
0
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
IV. Unit Boiler
|
0
|
6
|
0
|
1
|
7
|
0
|
0
|
3
|
0
|
D. Mekanisme Kerja/Cara Kerja
Pressure savety valve
mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan spring set. Fluida
bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup selama tekanan fluida
lebih kecil dibandingkan tekanan spring pada spring set. Sebaliknya jika
tekanan fluida lebih tinggi dibandingkan tekanan spring set maka springset akan
bergerak naik dan membuka katup yang akan membuang tekanan melalui outlet
sampai tekanan fluida maksimal sama dengan tekanan spring set.
Cara kerja safety
valve unik karena didisain khusus untuk melepaskan tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan pada jaringan hydrant. Hal ini untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi untuk menghindari kecelakaan
pada para pekerja. Karena tekanan atau temperatur yang diterima oleh safety
valve ketika melebihi batas yang telah yang telah ditetapkan, maka valve ini
akan melepaskan kenaikan tekanan sebelum menjadi tekanan lebih ekstrim.
Material
yang digunakan untuk pegas safety valve terbuat dari baja, Cara kerja safety
valve yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level tidak aman.
Level tekanan pada valve ini bisa diatur sesuai dengan kemampuan jaringan yang
akan telah di pasang, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve
ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, Valve ini secara otomatis akan
tertutup kembali.
Tekanan uap yang melebihi nilai yang sudah di setting
pada Safety Valve akan memaksa Pegas pada Savety Valve bergerak secara
mekanikal terdorong ke atas atau arah luar sehingga akan menyebabkan terbukanya
sebuah saluran. Uap yang bertekanan tinggi tersebut akan keluar melalui saluran
yang terbuka tersebut ke Atmosfer. Begitu Tekanan Uap sudah lebih rendah dari
tekanan pegas, maka pegas akan bergerak menutup seperti keadaan sedia kala,
sehingga saluran keluar akan tertutup.
Safety Valve
adalah pengaman terakhir untuk menurunkan teknan uap setelah beberapa upaya
sebelumnya seperti menurunkan pembakaran dan juga membuka Elektric Motor Valve
pada Superheater masih belum berhasil menurunkan tekanan uap. Kondisi
membukanya Safety Valve biasanya terjadi apabila tekanan uap secara mendadak
naik terlalu tajam akibat dari hilangnya beban Turbine Generator secara besar
yang berakibat berlebihnya produksi uap yang menyebabkan naiknya tekanan uap
secara mendadak. Namun jika naiknya tekanan uap tidak terjadi secara tiba-tiba
biasanya operator bisa menurunkan pembakaran, mengarahkan sebagaian uap ke
Condenser atau membuka Elektrik Motor Valve pada Superheater sehingga Safety
Valve tidak akan bekerja membuka. Mengingat begitu pentingnya fungsi Safety
Valve pada keamanan peralatan dan juga keselamatan manusia, maka tenaga kerja
harus selalu memastikan bahwa Safety Valve dapat berfungsi dengan baik untuk
membuang tekanan uap yang berlebih pada saat terjadi gangguan pada
pengoperasian sebuah.
E. Bentuk Gangguan Kerja
Adapun hal-hal yang sering jadi masalah pada safety valve adalah
sebagai berikut:
1.
Valve leak/bocor
Jika valve tidak bekerja dengan baik maka kemungkinan besar
terjadi leak. Bagian yang paling sering terjadi leak adalah pada packing gland.
Hal ini bisa diatasi dengan mengencangkan Gland nut. Setelah itu periksa
kembali putaran handwell, karena setelah mengencangkan gland nut akan terjadi
gesekan antara packing dengan stem yang menyebabkan handwell susah di gerakkan.
Kebocoran juga biasa terjadi didaerah sambungan body dan bonnet,
daerah body, dan disekitar flange.
2.
Kerusakan Fisik
Valve yang tidak bekerja dengan baik kemungkinan juga disebabkan
karena adanya kerusakan fisik pada valve itu sendiri, oleh karena itu
pemeriksaan fisik sangat penting untuk dilakukan lebih dahulu sebelum adanya
perlakuan yang lebih jauh.
3.
Pemberian Pelumas
Pemberian pelumas pada valve terutama pada stem, sangat penting
untuk menjaga ketahanan valve.
F. Tindakan Penanggulangan
1.
Analisa Kerusakan
Pada katup pengaman ruang in service beberapa penyebab di bawah
ini umum terjadi terutama bila kurang dalam pemeliharaan.
a.
Korosi
Korosi adalah
jenis penyebab yang paling banyak yang membuat katup pengaman tidak
berfungsi dengan baik ini disebabkan jenis korosi yang terdapat pada seluruh
instalasi. Korosi dapat menyebabkan pitting pada bagian dari katup
pengaman bahkan dapat menyebabkan bagian- bagian tersebut patah.
b. Material asing
Material
asing seperti welding spetter slag, corrosive deposit dan lain-lain yang masuk
ke dalam katup pengaman saat katup pengaman dalam posisi terbuka.
c. Kebocoran
Kebocoran
pada seating surface setelah katup pengaman terpasang akibat mis alighment dari
bagian katup.
2.
Proses perbaikan pada sefety valve
pembongkaran dan pemeriksaan :
a. Tentukan
indikasi awal kerusakan dari user / inspeksi
b. Bersihkan valve
dengan proses steaming
c. Pelajari
kosntruksi safety valve untuk persiapan pembongkaran
d. Bongkar /
lepaskan bagian – bagian dari safety valve dengan langkah langkah sabagai
berikut :
1) Lepas nut
lifting Washer
2) Lepas stud bolt
pengikat dengan body dengan spring case
3) Angkat /
pisahkan spring case dengan body
4) Angkat spring
washer dan spring
5) Angkat spindle
dengan disc
6) Lepas lock
upper dan lower
7) Angkat lift
stoper dan guide
8) Lepas upper dan
lower ring
9) Lepaskan / pisahkan seat nozzle dengan body
jika memungkinkan
10) Bersihkan semua
bagian – bagiannya
11) lakukan pemeriksaan
secara visual pada komponen utama bagian dalamnya seperti :
Disc,nozzle,spindle,spring dan lain-lain
12) Bila ada
indikasi kerusakan pada komponen bagian dalam / internal part valve buatlah
langkah perbaiakan. Dan kerjakan sesuai langkah tersebut (sesuai prosedur).
G. Ukuran Keberhasilan Penanggulangan
1.
Proses pengujian valve
Pengujian Safety valve dilakukan antara lain untuk tujuan :
a. memastikan
valve dan safety valve baru sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
oleh pihak pembeli, baik yang merefer pada suatu standar tertentu atau
spesifikasi khusus.
b. mengetahui /
melakukan diagnosa kerusakan atau kegagalan fungsi pada valve dan safety
valve untuk menentukan langkah perbaikannya.
c. Mengetahui dan
memastikan hasil suatu perbaikan / rekondisi yangtelah dilakukan pada valve dan
safety valve.
d. Melakukan
pengecekan kondisi valve dan safety valve yang telahdioperasikan baik yang
dilakukan secara periodic berdasarkan suatu jadwal ( time based ) atau
karena kriteria lainnya.
Pressure Relief Valve (PRV) memegang peranan yang sangat
penting dalam process safety di reaktor nuklir. PRV bekerja melindungi
peralatan bertekanan dari kemungkinan terjadinya tekanan berlebih overpressure.
Tekanan berlebih terjadi akibat ketidakseimbangan atau kekacauan aliran
material dan energi dalam sistem sehingga terkonsentrasi di sejumlah bagian
sistem. Analisis penyebab dan besarnya overpressure merupakan kajian neraca
massa dan energi yang spesial dan kompleks, namun dalam tulisan ini dibatasi
untuk melakukan perhitungan gaya reaksi yang diakibatkan oleh bekerjanya safety
valve karena overpressure.
No comments:
Post a Comment