Thursday, November 15, 2018

Proses pembuatan pupuk SP-36

PROSES PEMBUATAN PUPUK SP-36

            Pupuk SP-36 merupakan hasil reaksi antara BP dengan asam sulfat, bersifat tidak higroskopis dan larut dalam air sehingga cepat tersedia. Pupuk SP-36 pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara fosfor karena keunggulan yang dimilikinya, kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%, unsur hara fosfor yang terdapat dalam pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air, tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama.
           
            Meningkatnya perkembangan pertanian saat ini mulai bergerak kearah penggunaan pupuk yang ramah lingkungan sehingga mampu mengembalikan dan meningkatkan kemampuan tanah untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Dengan mengetahui proses pemupukan yang tepat, maka perlu dilakukan pengkajian penelitian tentang analisis bahan pupuk dari sumber Pupuk SP-36 dari berbagai produk di pasaran. Tanaman membutuhkan fosfor yang cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fosfor memiliki peranan penting dalam tanaman,yaitu berperan dalam proses fotosintesis, respirasi, membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan serta berperan dalam pembelahan dan pembesaran sel.
           
            Pupuk SP-36 itu sendiri mengandung 36% fosfor dalam bentuk dan dalam jumlah makro. Pupuk SP-36 berbentuk butiran dan berwarna abu-abu, juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu Kandungan hara fosfor dalam bentuk tinggi yaitu sebesar 36%.

Unsur hara fosfor yang terdapat dalam Pupuk SP-36 hampir seluruhnya larut dalam air. Tidak bersifat higroskopis, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.
Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP-36 yaitu :
1.      Tidak higroskopis
2.      Mudah larut dalam air
3.      Memacu pertumbuhan akar yang baik
4.      Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji
5.      Mempercepat panen
6.      Menambah daya tahan tanaman terhadap hama
   
http://image.slidesharecdn.com/processflowdiagrampg-130810211631-phpapp01/95/process-flow-diagram-pg-6-638.jpg?cb=1376169436
1.      Tujuan
Diagram alir proses pembuatan pupuk SP-36

2.      Bahan baku
Batuan fosfat

3.      Bahan tambahan
-          Asam fosfat ( H3PO4 )
-          Asam sulfat ( H2SO4 )

4.      Alat-alat utama pada proses
-          Ball mill
-          Cone mixer
-          Granulator
-          Dryer
-          Cooler

5.      Alat pendukung
-          Screening
-          Pompa
-          Dust cyclone
-          Dust filter

6.      Alat tranportasi
-          Elevator
-          Conveyor
-          Setting belt hood


7.      Uraian proses
a.       penghancuran
Batuan fosfat yang diperoleh di alam dihantarkan ke tempat penyimpanan mill feed bin yang kemudian dihantarkan melalui conveyor menuju ball mill guna untuk memperkecil ukuran batuan fosfat dan selanjutnya dengan bantuan dust cyclone bahan yang berasal dari ball mill akan disaring dengan dust filter yang bertujuan untuk membersihkan bahan dari bahan pengotor yang tidak diperlukan. Selanjutnya hasil proses dibawa ke unit scrubber dengan setting belt hood yang akhirnya diperoleh SP-36 curing.

b.      Cone mixer
Pada cone mixer bahan tambahan yang berupa asam fosfat dan asam sulfat akan dilakukan proses pengadukan. Selanjutnya kedua bahan yang diaduk tersebut akan dipompa ke cone mixer guna mencampurkannya dengan batuan fosfat yang telah menjadi dalam ukuran dust. Kemudian seluruh bahan pengotor yang tidak diperlukan ini akan discrubber dan kemudian akan dikumpulkan di scrubber sump dengan bantuan pompa. Sedangkan untuk bahan yang jadi dari pencampuran keseluruhan bahan untuk sementara yang disebut SP-36 curing.

c.       Screen/pengayakan
SP-36 curing ini tadi kemudian diangkut oleh elevator untuk menuju unit screen untuk mengayak bahan yang sesuai standar.

d.      Granulator
Hasil yang berasal dari screen kemudian dihantarkan dengan conveyor menuju alat granulator yang berfungsi untuk membuat produk berukuran dalam bentuk pellet.

e.       Dryer
Pada unit dryer berguna untuk memisahkan cairan yang ada (air) pada pellet yang telah diperoleh tadi dengan cara menguapkan air yang terkandung pada pellet tersebut. Setelah kandungan air telah seesuai dengan yang distandartkan selanjutnya pellet-pellet pupuk ini kembali di ayak untuk memperoleh ukuran yang sesuai. Untuk ukuran yang terlalu besar maupun yang terlalu halus selanjutnya akan dibawa kembali ke unit crusher dimana bahan ini semua akan dihancurkan kembali yang selanjutnya dibawa kembali ke unit granulator. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir produk yang tidak terpakai.

f.       Cooler
Produk yang ukurannya sesuai tadi selanjutnya akan dibawa ke unit cooler yang berguna untuk sebagai pendingin atau dengan kata lain berfungsi untuk mendinginkan bahan panas pada proses. menarik udara segar dari luar, kemudian menyaring dan mendinginkannya dengan menggunakan CEL PAD sebagai Filter. Sehingga debu dan udara panas dari dalam ruangan akan terdorong keluar. Dengan menggunakan sistem ini maka akan terjadi pertukaran udara dari luar ke dalam ruangan, penurunan suhu dan peningkatan jumlah O2 dalam waktu yang sama.Kelebihannya adalah Temperatur udara masuk otomatis turun 5°C dari udara luar, 100% memakai air sebagai pendingin dan 100% memakai udara segar. Pellet-pellet yang berasal dari cooler ini kemudian diangkut dengan elevator menuju coater, di dalam coater ini pupuk akan terlindungi dari bahan pengotor maupun debu dan diperoleh produk pupuk SP-36 yang siap untuk didistribusikan.

g.      Scrubbing

Pada unit ini seluruh udara yang masih beracun dan berbahaya selama proses akan diolah sehingga yang dilepaskan udaranya sudah dalam keadaan bersih.